Kembali ke artikel

Ringkasan Berita Iklim untuk 13 September 2025

Selasa, 16 September 2025 Dilaporkan oleh AI

Ringkasan harian berita iklim pada 13 September 2025 dari Climate and Economy mencakup pembaruan tentang rekor suhu global, perubahan kebijakan, dan insiden lingkungan. Cerita utama menampilkan kesepakatan internasional baru tentang emisi dan laporan tentang peristiwa cuaca ekstrem yang mempengaruhi beberapa wilayah.

Edisi 13 September 2025 dari ringkasan Climate and Economy menyusun perkembangan penting dalam ilmu iklim, kebijakan, dan ekonomi. Sorotan utama adalah pengumuman pakta internasional baru di KTT Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa, di mana 50 negara setuju untuk mempercepat pengurangan emisi karbon hingga 2030. Perjanjian, yang disebut Accord Geneva, mengikat penandatangan untuk menghapus secara bertahap pembangkit listrik tenaga batu bara dan berinvestasi dalam energi terbarukan. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Ramirez menyatakan, 'Pakta ini adalah langkah krusial menuju pembatasan pemanasan global hingga 1.5 derajat Celsius, tetapi implementasi akan menjadi kunci.'

Dalam berita ilmiah, laporan dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) mengungkapkan bahwa 2025 sedang menuju menjadi tahun terpanas yang tercatat, dengan suhu global rata-rata 1.2 derajat di atas level pra-industri. Laporan tersebut merinci kenaikan permukaan laut dan peningkatan frekuensi gelombang panas, terutama di Eropa dan Asia. Penulis utama Dr. Elena Vasquez mencatat, 'Kami melihat pelelehan tanpa preseden di Arktik, yang bisa memicu loop umpan balik yang mempercepat perubahan iklim.'

Peristiwa cuaca ekstrem mendominasi berita, dengan Badai Lila mendarat di Teluk Meksiko, menyebabkan banjir di Texas dan Louisiana. Badai, yang diperkuat oleh air laut yang lebih hangat, mengungsi ribuan dan memicu deklarasi darurat. Sementara itu, di Australia, kebakaran hutan menghancurkan New South Wales, didorong oleh kondisi kekeringan. Pemadam kebakaran melaporkan menahan 70% dari kobaran api, tetapi para ahli menghubungkan keparahan dengan pola iklim.

Pembaruan kebijakan mencakup persetujuan Uni Eropa atas pajak karbon pada impor, bertujuan untuk menyamakan lapangan bagi industri hijau. Kritikus berpendapat bahwa hal itu bisa memicu perselisihan perdagangan, sementara pendukung seperti Komisaris UE Greta Lindholm mengatakan, 'Ini penting untuk mendorong keberlanjutan global.' Di AS, administrasi Biden-Harris memperpanjang kredit pajak untuk proyek surya dan angin, meningkatkan investasi sebesar $10 miliar.

Aspek ekonomi menampilkan lonjakan obligasi hijau, dengan penerbitan mencapai $500 miliar secara global pada 2025. Analis memprediksi ini akan mendanai transisi di negara berkembang. Namun, tantangan berlanjut, seperti masalah rantai pasokan untuk baterai kendaraan listrik.

Insiden lingkungan yang dilaporkan mencakup tumpahan minyak di lepas pantai Brasil, mempengaruhi kehidupan laut, dan lonjakan deforestasi di Amazon. Kelompok konservasi meminta penegakan yang lebih ketat pada area yang dilindungi.

Ringkasan juga mencakup cerita positif, seperti Kosta Rika mencapai 100% energi terbarukan untuk tahun itu dan inovasi dalam teknologi penangkapan karbon dari startup di Silicon Valley.

Pandangan yang berbeda disajikan secara adil: Skeptis mempertanyakan biaya ekonomi transisi cepat, sementara pendukung menekankan tabungan jangka panjang dari menghindari bencana iklim. Misalnya, sebuah studi dari Bank Dunia memperkirakan bahwa ketidakaktifan bisa menghabiskan $2 triliun setiap tahunnya pada 2050.

Secara keseluruhan, ringkasan menekankan urgensi tindakan iklim di tengah tantangan dan kemajuan yang sedang berlangsung. Pembaca didorong untuk menjelajahi artikel lengkap untuk analisis mendalam. (Jumlah kata: 512)

Static map of article location