IFJ Rilis Buletin Media Asia Selatan untuk September 2025
Federasi Internasional Jurnalis (IFJ) telah menerbitkan buletin media bulanan untuk Asia Selatan, menyoroti perkembangan kunci dalam kebebasan pers, keselamatan jurnalis, dan tren industri media di wilayah tersebut. Edisi September 2025 mencakup insiden sensor, serangan terhadap jurnalis, dan upaya berkelanjutan untuk melindungi pekerja media di negara-negara seperti India, Pakistan, dan Bangladesh. Buletin ini berfungsi sebagai sumber daya vital untuk memahami tantangan yang dihadapi media di Asia Selatan di tengah gejolak politik dan sosial.
Ikhtisar Kebebasan Pers di Asia Selatan
Federasi Internasional Jurnalis (IFJ) merilis Buletin Media Asia Selatan untuk September 2025, memberikan gambaran komprehensif tentang kondisi jurnalisme di wilayah tersebut. Buletin ini mendokumentasikan berbagai insiden yang memengaruhi profesional media dan menekankan ancaman persisten terhadap kebebasan pers.
Insiden Kunci di India
Di India, buletin melaporkan peningkatan tindakan hukum terhadap jurnalis. Beberapa kasus melibatkan tuduhan makar terhadap wartawan yang meliput protes lingkungan di negara bagian timur laut. Misalnya, seorang jurnalis investigasi terkemuka di Assam ditahan selama dua minggu setelah menerbitkan paparan tentang operasi pertambangan ilegal. IFJ meminta reformasi segera untuk mendekriminalisasi pencemaran nama baik dan melindungi pelapor.
Selain itu, buletin menyoroti dampak pengawasan digital terhadap operasi media. Dengan penerapan undang-undang perlindungan data baru, jurnalis menghadapi pemeriksaan yang lebih ketat, menyebabkan sensor diri dalam pelaporan online. Kutipan dari jurnalis yang terpengaruh termasuk: "Ketakutan akan dipantau sedang menghambat pekerjaan investigasi," kata satu sumber anonim dari Delhi.
Perkembangan di Pakistan
Bagian Pakistan dari buletin berfokus pada kekerasan terhadap personel media. Pada September 2025, dua jurnalis terbunuh dalam serangan yang ditargetkan di Karachi dan Lahore, terkait dengan liputan mereka tentang korupsi politik. IFJ mengutuk tindakan ini dan mendesak pemerintah untuk mempercepat penyelidikan.
Buletin juga mencatat kemajuan positif, seperti pembentukan komite keselamatan jurnalis baru di Islamabad, yang bertujuan untuk memberikan pelatihan dan bantuan hukum. Namun, tantangan tetap ada dengan pemadaman internet selama pemilihan, yang memengaruhi pelaporan real-time.
Situasi di Bangladesh
Di Bangladesh, IFJ melaporkan dampak banjir yang mengganggu infrastruktur media. Beberapa outlet berita di Dhaka kehilangan peralatan, menyebabkan penghentian sementara penyiaran. Buletin ini memuji stasiun radio komunitas atas peran mereka dalam menyebarkan informasi darurat.
Isu sensor menonjol, dengan arahan pemerintah membatasi liputan atas rally oposisi. IFJ menganjurkan dukungan internasional untuk memperkuat media independen.
Tren Regional yang Lebih Luas
Di seluruh Asia Selatan, buletin mengidentifikasi tema umum seperti pelecehan berbasis gender di ruang berita dan tekanan ekonomi pada jurnalis lepas. Dengan inflasi yang meningkat, banyak pekerja media mengalami kesulitan keuangan, memicu panggilan untuk perlindungan kerja yang lebih baik.
Analisis IFJ mencakup data tentang penahanan jurnalis: India memimpin dengan 15 kasus, diikuti Pakistan dengan 8, dan Bangladesh dengan 5 pada September 2025.
Upaya dan Rekomendasi
Buletin menguraikan inisiatif IFJ, termasuk lokakarya keamanan digital dan kampanye advokasi. Rekomendasi kepada pemerintah mencakup:
- Menetapkan undang-undang untuk melindungi jurnalis dari kekerasan.
- Memastikan regulasi media yang transparan.
- Mempromosikan kesetaraan gender di industri.
Kesimpulannya, buletin September 2025 menggambarkan lanskap media di Asia Selatan yang tangguh namun tertekan, menekankan kebutuhan solidaritas global untuk menjaga kebebasan pers. (Jumlah kata: 512)