Memoar kampanye Kamala Harris terjual cepat dengan wawasan pribadi
Memoar baru Kamala Harris yang merinci kampanye presiden 2024-nya dengan cepat menjadi buku terlaris. Buku itu menawarkan refleksi jujur tentang tantangan pemilu, termasuk ketegangan dalam pernikahannya dengan Doug Emhoff. Buku itu telah menduduki puncak daftar penjualan sejak rilis terbarunya.
Memoar Kamala Harris, yang dirilis pada 25 September 2025 oleh Simon & Schuster, menceritakan pasang surut kampanye presidennya. Berjudul 'The Fight of Our Lives', buku itu telah terjual lebih dari 100.000 eksemplar dalam minggu pertama, debut di nomor 1 daftar buku terlaris New York Times, menurut laporan penerbit yang dikutip di Politico.
Harris memberikan pandangan di balik layar tentang intensitas kampanye. Dia menggambarkan jadwal yang tak kenal lelah dan tekanan politik yang mendefinisikan perlombaan melawan Donald Trump. 'Kampanye itu adalah perjuangan hidup kami', tulis Harris di bab pembuka, menetapkan nada narasinya.
Pengungkapan menonjol muncul dalam diskusi tentang kehidupan pribadi. Buku itu merinci ketegangan dalam pernikahan Harris dengan Doug Emhoff, yang menjabat sebagai Wakil Kedua dan mengambil cuti dari firma hukumnya untuk mendukungnya. 'Ada momen ketika ketegangan kampanye menguji ikatan kami', cerita Harris, menjelaskan bagaimana pasangan itu menavigasi ketidaksepakatan tentang keseimbangan kerja-hidup di tengah hari 18 jam dan pengawasan nasional. Dukungan tak tergoyahkan Emhoff pada akhirnya membantu mereka berdamai, catatnya.
Memoar itu juga membahas tonggak kampanye kunci, seperti persiapan debat dan rapat di negara bagian swing. Harris merefleksikan keputusan strategis, seperti pilihan wakil presidennya dan respons terhadap serangan kebijakan. Analis politik, yang dikutip dalam liputan, memuji keaslian buku itu, meskipun beberapa kritikus mempertanyakan waktunya pasca-pemilu.
Kesuksesan penjualan menekankan minat publik yang berkelanjutan terhadap cerita Harris. Toko buku melaporkan permintaan yang ramai, dengan pengecer online kesulitan menjaga stok. Pengungkapan itu telah memicu buzz media, menarik kekaguman atas keterbukaan dan perdebatan tentang berbagi urusan pribadi.
Sementara buku itu berfokus pada ketahanan, itu menghindari penyelaman mendalam ke kebijakan, menekankan beban emosional. Harris menyimpulkan dengan optimisme tentang masa depan demokrasi, mendesak pembaca untuk tetap terlibat.