Kuasa hukum Nadiem Makarim, Tabrani Abby, menyatakan bahwa nilai kerugian negara Rp1,98 triliun dalam kasus dugaan korupsi pengadaan Chromebook di Kemendikbudristek belum pasti. Ia juga membantah bahwa grup WhatsApp 'Mas Menteri Core Team' dibuat khusus untuk pengadaan perangkat tersebut. Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers di Jakarta pada Senin (27/10/2025).
Dalam konferensi pers di Jakarta pada Senin (27/10/2025), Tabrani Abby, kuasa hukum tersangka Nadiem Makarim, menegaskan bahwa angka kerugian keuangan negara sebesar Rp1,98 triliun dalam kasus dugaan korupsi pengadaan Chromebook periode 2019-2022 belum pasti. "(Tentang) kerugian keuangan negara ini, sebenarnya kami sendiri belum tahu angka Rp1,98 triliun itu persisnya dari mana," kata Abby. Ia menyebut pihaknya belum melihat penghitungan dari Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) atau Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Abby menambahkan bahwa jika kerugian tersebut nyata, seharusnya disampaikan dalam sidang praperadilan yang diajukan Nadiem sebelumnya. Namun, yang disajikan hanyalah "bukti ekspose", bagian awal audit tanpa angka pasti. "Ekspose itu belum ada angka-angka persis berapa kerugian keuangan negara," ujarnya. Oleh karena itu, ia menganggap tidak ada kerugian keuangan negara dalam kasus ini.
Sebelumnya, Kejaksaan Agung (Kejagung) memperkirakan kerugian tersebut sekitar Rp1,98 triliun, yang masih dihitung lebih lanjut oleh BPKP. Kejagung telah menetapkan lima tersangka: Jurist Tan (JT) sebagai staf khusus Mendikbudristek 2020-2024, Ibrahim Arief (BAM) sebagai mantan konsultan teknologi, Sri Wahyuningsih (SW) sebagai Direktur SD 2020-2021, Mulyatsyah (MUL) sebagai Direktur SMP 2020-2021, dan Nadiem Makarim sebagai mantan Mendikbudristek.
Selain itu, Abby membantah klaim Kejagung bahwa grup WhatsApp 'Mas Menteri Core Team' dibentuk Agustus 2019 untuk merencanakan pengadaan Chromebook. "Saya mau tegaskan bahwasanya grup WhatsApp itu dibuat untuk mendiskusikan gagasan tentang penggunaan teknologi di bidang pendidikan," katanya. Grup tersebut awalnya bernama 'Edu Org' sebelum Nadiem diangkat sebagai menteri pada 19 Oktober 2019, dan diubah namanya setelahnya. Isinya berisi ahli pendidikan dan IT, termasuk Jurist Tan dan Fiona Handayani, membahas topik seperti kebijakan zonasi sekolah dan asesmen formatif, sebagai bagian dari Nawacita dan RPJM 2019-2024. Pembahasan Chromebook baru muncul pada 6 Mei 2020, untuk membandingkan dengan Windows.