Kembali ke artikel

Ilmuwan mengembangkan material penyembuhan diri untuk lingkungan ekstrem

Minggu, 05 Oktober 2025
Dilaporkan oleh AI

Sebuah tim insinyur telah menciptakan material komposit baru yang memperbaiki dirinya sendiri di bawah suhu tinggi dan tekanan mekanis. Terobosan ini, yang diumumkan pada 3 Oktober 2025, dapat mengubah industri seperti aerospace dan manufaktur. Inovasi ini mengatasi tantangan lama dalam ketahanan material.

Peneliti di Massachusetts Institute of Technology (MIT) mengungkapkan material penyembuhan diri yang bermanfaat pada 3 Oktober 2025, yang mampu memperbaiki kerusakan secara mandiri bahkan dalam kondisi ekstrem. Material tersebut, yang dijuluki 'ThermoHeal Composite', mengandung mikrokapsul tertanam yang berisi agen penyembuh yang aktif saat terkena benturan atau paparan panas, memulihkan hingga 95% dari kekuatan aslinya.

Pengembangan ini berasal dari studi yang diterbitkan di jurnal Nature Materials. Peneliti utama Dr. Elena Vasquez menjelaskan prosesnya: 'Ketika material rusak, kapsul pecah, melepaskan polimer yang mengalir ke retakan dan mempolimerisasi di bawah panas, secara efektif memperbaiki struktur.' Mekanisme ini bekerja secara efektif pada suhu mulai dari -50°C hingga 1.000°C, menjadikannya cocok untuk lingkungan keras seperti re-entry pesawat luar angkasa atau operasi laut dalam.

Konteks latar belakang mengungkapkan bahwa material tradisional sering gagal secara katastrofik di bawah tekanan, menyebabkan perbaikan mahal atau kegagalan dalam aplikasi kritis. Pekerjaan tim MIT membangun atas polimer penyembuhan diri sebelumnya tetapi memajukannya dengan ketahanan termal, diuji lebih dari 500 siklus kerusakan dan perbaikan dalam simulasi laboratorium. Pendanaan berasal dari National Science Foundation (NSF), dengan eksperimen dilakukan selama dua tahun.

Implikasinya signifikan untuk aerospace, di mana material yang lebih ringan dan tahan lama dapat mengurangi berat dan biaya pemeliharaan. Dr. Vasquez mencatat, 'Ini bukan hanya peningkatan bertahap; ini bisa memperpanjang umur komponen selama puluhan tahun.' Namun, tantangan tetap ada dalam penskalaan produksi untuk penggunaan komersial, karena material ini saat ini 20% lebih mahal daripada komposit standar.

Tidak ada kontradiksi besar yang muncul dalam pelaporan, meskipun studi tersebut menekankan hasil laboratorium dan menyerukan pengujian dunia nyata. Inovasi ini menyoroti upaya berkelanjutan dalam ilmu material untuk menciptakan teknologi adaptif dan berkelanjutan di tengah permintaan yang meningkat untuk ketahanan dalam teknik.

Static map of article location