Seorang YouTuber bereksperimen memasang Bazzite, distribusi Linux yang terinspirasi dari SteamOS, pada perangkat genggam Asus ROG Xbox Ally X untuk mencapai pengalaman bermain game yang lebih lancar daripada Windows 11. Uji coba mengungkapkan peningkatan responsivitas antarmuka tetapi menyoroti masalah kompatibilitas perangkat keras dan fungsionalitas yang tidak konsisten. Performa dalam game menunjukkan peningkatan kecil dalam kelancaran tanpa peningkatan besar dalam frame rate.
Asus ROG Xbox Ally X, perangkat genggam gaming yang telah diinstal sebelumnya dengan versi Windows 11 yang dioptimalkan, merupakan peningkatan dari pendahulunya, ROG Ally. Beberapa pengguna lebih menyukai sistem berbasis Linux seperti SteamOS karena nuansa seperti konsolnya, yang telah memengaruhi pembaruan Windows yang berfokus pada gaming dari Microsoft dan kemitraan seperti Lenovo Legion Go S dengan Valve.
YouTuber Dawid Does Tech Stuff berusaha mereplikasi ini pada ROG Xbox Ally X dengan memasang Bazzite, distribusi Linux berbasis Fedora yang dimodelkan setelah SteamOS. Ia mengunduh gambar seri Ally dari situs resmi dan membuat USB bootable dengan Rufus. Instalasi awal gagal dengan 'kesalahan tidak dikenal' karena enkripsi BitLocker mencegah pemformatan SSD. Setelah menonaktifkan enkripsi dan mempartisi SSD untuk dual-boot, proses berhasil.
Pada boot pertama ke Bazzite, input pengontrol tidak berfungsi pada awalnya, kemudian terdaftar sebagian setelah beberapa menit, dengan tombol menu tetap tidak responsif. Pengikatan ulang melalui antarmuka Steam mengembalikan kontrol sebagian. YouTuber mencatat peningkatan langsung dalam responsivitas: “Rasanya seperti saya telah membersihkan otaknya dari kerak,” karena menu terbuka seketika, input terasa langsung, dan navigasi lebih lancar daripada Windows 11. Namun, pencahayaan thumbstick RGB, kontrol mode daya, dan integrasi Armoury Crate berhenti berfungsi.
Dalam pengujian Cyberpunk 2077, Dawid memasang MangoHUD untuk overlay performa sebelum beralih ke alat Steam; game tersebut mengasumsikan resolusi 1080p dan berjalan lebih lancar dengan frame rate sedikit lebih tinggi dan latensi input lebih rendah daripada Windows. Shadow of the Mordor mendeteksi resolusi tampilan dengan benar, menghasilkan frame rate hampir identik di kedua OS, menunjukkan bahwa manfaat Linux terutama pada kelancaran antarmuka daripada performa mentah.
Reboot setelah beralih ke Windows menyebabkan kontrol gagal lagi di Bazzite, tetapi keesokan harinya, fungsionalitas kembali normal, termasuk pencahayaan RGB. Secara keseluruhan, eksperimen menunjukkan bahwa Bazzite memerlukan optimasi lebih lanjut untuk perangkat genggam baru ini, dan pengguna sebaiknya menunggu sebelum mencoba instalasi.