Cuaca Antariksa

Ikuti

Lubang korona di Matahari telah melepaskan angin matahari cepat, berpotensi menyebabkan penglihatan aurora di lintang utara. Peristiwa ini diperkirakan puncaknya malam ini. Ahli cuaca ruang angkasa sedang memantau dampaknya di Bumi.

Letusan matahari dari aktivitas filamen tenggara matahari telah menyebabkan tampilan aurora kecil yang terlihat di lintang utara. Peristiwa ini, terjadi pada 15 September 2025, diharapkan memiliki dampak minimal pada atmosfer Bumi tetapi menyoroti dinamika matahari yang sedang berlangsung. Para ilmuwan memantau peristiwa seperti ini untuk efek potensial pada komunikasi satelit.

Pada 11 dan 12 September 2025, para astronom mengamati aktivitas filamen yang signifikan di Matahari, dengan plasma terangkat di wilayah utara dan tenggara. Meskipun aktivitas suar rendah yang terbatas pada suar kelas C, peristiwa ini memberikan tampilan spektakuler dari dinamika matahari. Aktivitas ini menyoroti upaya pemantauan matahari yang sedang berlangsung di tengah periode perilaku bintik matahari yang relatif tenang.

Lubang korona berbentuk kupu-kupu muncul di Matahari, seperti yang dilaporkan dalam pembaruan aktivitas matahari.

Para ilmuwan telah mengungkap mesin tersembunyi yang bertanggung jawab atas akselerasi elektron matahari, mengatasi risiko cuaca antariksa. Temuan ini dilaporkan pada 3 September 2025. Hal ini memajukan pemahaman tentang fenomena matahari.

Aktivitas matahari melonjak pada 7-8 September 2025, termasuk suar matahari M1.2. Ini mengikuti periode ketenangan relatif dan dapat memengaruhi cuaca antariksa. Pengamatan dilaporkan oleh para ahli matahari.