Kembali ke artikel

Kolikulus superior otak berputar untuk fokus pada suara

Selasa, 30 September 2025
Dilaporkan oleh AI

Peneliti menemukan bahwa bagian dari otak secara fisik berputar untuk membantu fokus pada suara yang datang dari arah berbeda. Temuan ini, berdasarkan eksperimen pada tikus, mengungkap mekanisme baru untuk perhatian auditori mirip dengan bagaimana mata bergerak untuk penglihatan. Studi ini dipimpin oleh ilmuwan di University College London dan diterbitkan di Nature.

Dalam studi terobosan, para neuroscientist telah mengungkap bahwa kolikulus superior, struktur di otak tengah, dapat berputar untuk mengarahkan perhatian terhadap suara yang berasal dari berbagai arah. Gerakan fisik ini meningkatkan kemampuan otak untuk mendeteksi lokasi stimulus auditori dalam ruang tiga dimensi, mirip dengan putaran mata untuk fokus pada petunjuk visual.

Penelitian, yang dilakukan oleh Jun Yao dan rekan-rekannya di University College London, melibatkan pencitraan resolusi tinggi pada otak tikus. Mereka mengamati bahwa ketika tikus merespons suara yang diputar dari sudut berbeda, kolikulus superior akan miring dan berputar sesuai. "Seolah-olah otak memiliki kepala kecil sendiri yang berputar untuk 'melihat' suara," jelas Yao dalam studi tersebut.

Penemuan ini membangun pengetahuan sebelumnya tentang peran kolikulus superior dalam mengintegrasikan informasi sensorik untuk perilaku orientasi. Secara tradisional, perhatian auditori dianggap bergantung terutama pada sinyal saraf tanpa gerakan fisik. Namun, eksperimen menunjukkan rotasi yang terukur hingga beberapa derajat, yang berkorelasi langsung dengan lokasi suara.

Temuan tersebut dirinci dalam makalah yang diterbitkan di Nature pada 23 Oktober 2024. Tim menggunakan teknik canggih seperti mikroskopi dua foton untuk melacak gerakan ini secara real-time selama tugas auditori. Tidak ada rotasi seperti itu yang diamati dalam kondisi kontrol tanpa stimulus suara, mengonfirmasi hubungan dengan pemrosesan auditori.

Implikasi penelitian ini meluas ke pemahaman integrasi sensorik pada mamalia, termasuk manusia. Ini bisa memberi informasi untuk pengobatan gangguan pendengaran atau defisit perhatian di mana kesadaran spasial terganggu. Studi ini menyoroti adaptasi evolusioner kolikulus superior untuk kelangsungan hidup, membantu respons cepat terhadap suara lingkungan seperti suara predator atau panggilan.

Meskipun eksperimen terbatas pada tikus, struktur kolikulus superior yang terpelihara di seluruh spesies menunjukkan kemungkinan paralel di otak manusia. Penelitian masa depan mungkin mengeksplorasi dinamika ini menggunakan pencitraan non-invasif pada primata atau manusia.

Static map of article location