Universitas Fresno State bekerja sama dengan Tesla untuk menyelenggarakan acara yang mendemonstrasikan teknologi kendaraan otonom. Mahasiswa dan anggota masyarakat mengeksplorasi model Tesla dan naik kendaraan self-driving yang diawasi. Inisiatif ini bertujuan mendidik tentang perubahan mendatang dalam transportasi.
Institut Transportasi Fresno State bermitra dengan Tesla untuk mengorganisir pameran pendidikan tentang kemajuan teknologi kendaraan otonom. Diadakan di Fresno, California, acara ini memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa dan anggota masyarakat, termasuk perjalanan di kendaraan self-driving yang diawasi dan pandangan dekat pada tiga model Tesla: Cybertruck, Model S, dan Model X.
Dr. Aly Tawfik, profesor teknik sistem transportasi dan direktur institut, menyoroti tujuan kolaborasi. "Ini adalah acara di mana institut transportasi kami berkolaborasi dengan Tesla dan menawarkannya untuk mahasiswa dan masyarakat umum," kata Tawfik. Ia menekankan pendidikan peserta tentang evolusi cepat industri transportasi dan potensi teknologi self-driving untuk mengubah kehidupan sehari-hari.
Tawfik menggambarkan momen itu sebagai bersejarah: "Setiap kali manusia menemukan teknologi transportasi baru, dunia berubah. Sekarang kita menyaksikan salah satu momen dalam sejarah di mana dunia akan berubah — dan itu karena kendaraan self-driving." Ia mencatat bahwa sistem yang diawasi Tesla adalah satu-satunya opsi yang tersedia secara komersial dan lebih aman daripada pengemudi manusia. "Mereka tidak mabuk, tidak melanggar hukum, tidak ngebut," kata Tawfik. "Mereka selalu memperhatikan, dan waktu reaksi mereka jauh lebih cepat."
Acara ini juga membahas tantangan, seperti pergeseran ekonomi dari kendaraan otonom penuh. Tawfik memperingatkan bahwa adopsi luas dapat mengurangi kepemilikan mobil pribadi demi taksi otonom yang terjangkau, mengancam bisnis seperti pompa bensin dan bengkel perbaikan mobil. "Ketika kendaraan sepenuhnya otonom, kebanyakan orang tidak akan memilih untuk memiliki kendaraan," jelasnya. "Mereka akan naik taksi otonom karena akan jauh lebih murah — hampir gratis. Itu berarti pompa bensin, toko cat, dan bengkel bodi bisa berisiko."
Melalui inisiatif seperti ini, institut berusaha mempersiapkan komunitas Lembah Tengah untuk perubahan ini. "Tugas kami adalah mendidik komunitas kami bahwa ini sedang terjadi dan kita perlu mulai mempersiapkannya," kata Tawfik. "Banyak orang bisa mendapat keuntungan dan maju ke garis depan teknologi — atau jika tidak, banyak orang bisa menderita." Pameran ini juga mendorong mahasiswa untuk mengejar karir di bidang teknik, kecerdasan buatan, dan transportasi. "Kami ingin mahasiswa kami melihat bahwa teknologi, AI, dan teknik sekarang bekerja sama dalam momen menarik ini," tambah Tawfik. "Kita sedang menciptakan mode transportasi berikutnya — yang akan memengaruhi kehidupan semua orang."