Terobosan Stanford Meredakan Gejala Autisme pada Tikus
Para ilmuwan di Universitas Stanford telah menemukan bahwa hiperaktivitas di nukleus talamik retikuler otak dapat menyebabkan perilaku mirip autisme pada tikus. Dengan menekan kelebihan aktivitas ini menggunakan obat-obatan atau neuromodulasi, gejala berhasil dibalik pada model tikus. Temuan ini menunjukkan pendekatan terapi baru yang potensial, tumpang tindih dengan pengobatan epilepsi.
Detail Utama
Para peneliti mengidentifikasi nukleus talamik retikuler sebagai area kunci yang mendorong gejala autisme. Dalam eksperimen, intervensi yang ditargetkan menormalkan perilaku pada tikus, memberikan harapan untuk aplikasi pada manusia.
Implikasi
Studi yang diterbitkan pada 8 September 2025 ini menyoroti jalur bersama dengan epilepsi, yang berpotensi mempercepat pengembangan obat. Diperlukan uji coba lebih lanjut pada manusia.
Sumber: California Healthline