Kembali ke artikel

Ribuan orang berbaris di Kota New York untuk solidaritas Palestina

Jumat, 03 Oktober 2025
Dilaporkan oleh AI

Pada 8 Oktober 2023, ribuan demonstran berkumpul di Kota New York untuk menunjukkan solidaritas dengan Palestina di tengah kekerasan yang meningkat di Gaza. Aksi unjuk rasa itu, yang diselenggarakan oleh kelompok termasuk Jewish Voice for Peace, menyoroti seruan untuk mengakhiri pendudukan Israel dan dukungan militer AS. Peserta menekankan perdamaian dan keadilan tanpa insiden yang dilaporkan.

Aksi unjuk rasa dimulai di Bryant Park di Midtown Manhattan, di mana para demonstran berkumpul di bawah langit mendung, membawa spanduk bertuliskan 'Gencatan Senjata Sekarang' dan bendera Palestina yang berkibar menonjol. Saat kerumunan membengkak menjadi sekitar 10.000 orang, pembicara dari berbagai organisasi aktivis naik ke panggung, mengecam serangan Hamas baru-baru ini pada 7 Oktober dan respons militer Israel selanjutnya, yang menyebabkan ratusan kematian sipil di Gaza.

Jewish Voice for Peace, penyelenggara utama, membingkai acara tersebut sebagai perlawanan terhadap apa yang mereka gambarkan sebagai 'apartheid dan genosida.' Rabi Alissa Wise, ketua bersama, mengatakan kepada kerumunan, 'Kami orang Yahudi memiliki kewajiban moral untuk berbicara melawan ketidakadilan, terutama ketika dilakukan atas nama kami.' Sentimen itu bergema melalui sorak-sorai 'Bukan atas nama kami' dan 'Palestina bebas, bebas,' saat para peserta berbaris menyusuri Fifth Avenue menuju Times Square.

Konteks latar belakang mengungkapkan demonstrasi ini sebagai bagian dari gelombang protes global setelah meletusnya konflik. Serangan Hamas pada 7 Oktober membunuh lebih dari 1.200 warga Israel, memicu deklarasi perang Israel dan serangan udara yang menurut pejabat kesehatan Palestina telah membunuh lebih dari 1.800 orang di Gaza. Penyelenggara menekankan non-kekerasan, tanpa penangkapan atau bentrokan dengan polisi yang dicatat selama acara, meskipun kehadiran NYPD yang kuat berbaris di sepanjang rute.

Peserta mencakup campuran beragam dari komunitas Yahudi, Muslim, dan sekutu, yang menekankan solidaritas lintas generasi. Salah satu peserta, mahasiswa bernama Aisha Rahman, berbagi, 'Melihat begitu banyak orang bersatu memberi saya harapan bahwa perubahan mungkin terjadi.' Acara berakhir secara damai di Times Square, di mana pidato terakhir menyerukan solusi diplomatik dan bantuan kemanusiaan.

Meskipun aksi unjuk rasa itu memperkuat suara untuk gencatan senjata, acara itu juga menuai kritik dari kelompok pro-Israel yang menganggap slogan-slogan tersebut provokatif. Namun demikian, hal itu menyoroti perpecahan yang semakin dalam dalam opini publik AS mengenai konflik, dengan jajak pendapat menunjukkan dukungan yang tumbuh di kalangan generasi muda Amerika untuk hak-hak Palestina.

Static map of article location