Kepala Staf Pertahanan India, Jenderal Anil Chauhan, mengunjungi PT Pindad di Bandung pada Senin (27/10/2025) untuk menjajaki kerja sama pertahanan. Kunjungan ini disambut oleh pimpinan perusahaan dan melibatkan diskusi tentang kemiripan industri kedua negara. Pertemuan diharapkan membuka peluang pengembangan produk alpalhankam bersama.
Kunjungan Jenderal Anil Chauhan ke PT Pindad bertujuan untuk memperkuat hubungan pertahanan antara India dan Indonesia. Rombongan CDS disambut oleh General Manager Kendaraan Khusus PT Pindad, Hery Mochtady, beserta jajaran manajemen pada 27 Oktober 2025 di Bandung.
Dalam sambutannya, Hery Mochtady menjelaskan bahwa PT Pindad telah menjalin kerja sama dengan beberapa industri manufaktur dan material dari India. Ia menyatakan keterbukaan terhadap peluang kerja sama pengembangan alpalhankam. "Saat ini Pindad mengembangkan produk pertahanan terbaru, salah satunya senjata SS3 dan kendaraan Maung. Pertemuan dan diskusi hari ini diharapkan dapat membuka ruang kerja sama kedua belah pihak kedepannya," tutur Hery.
Jenderal Anil Chauhan menyampaikan bahwa industri pertahanan India kini semakin modern untuk mendukung kebutuhan nasional. Ia menyoroti kemiripan antara industri pertahanan dan manufaktur kedua negara, termasuk sejarah perkembangan, sumber daya yang diolah, dan fokus pada produksi alpalhankam dalam negeri. "Industri pertahanan dan manufaktur kita memiliki beberapa kemiripan seperti perjalanan sejarahnya, sumber daya yang diolah, dan berfokus pada produksi Alpalhankam dalam negeri. Perbedaan hanya terletak pada proses research and development (R&D) produk yang dilakukan secara terpisah dengan proses manufaktur," kata Jenderal Anil.
Ia menambahkan bahwa industri swasta di India turut mendukung R&D hingga produksi. Rombongan juga meninjau produk PT Pindad dan berharap terjadi pertukaran pengetahuan. Kegiatan mencakup kunjungan ke Divisi Senjata dan Divisi Kendaraan Khusus, pemaparan produk, sesi diskusi, penyerahan cinderamata, serta foto bersama.
Kunjungan ini menunjukkan potensi kolaborasi lebih lanjut, mengingat faktor kemiripan industri kedua negara.