Trump memperpanjang jaminan keamanan AS ke Qatar
Presiden Donald Trump telah mengumumkan kemitraan keamanan utama dengan Qatar, memberikan negara Teluk itu jaminan serupa dengan sekutu NATO. Kesepakatan itu, yang ditandatangani selama kunjungan Trump ke Doha, mencakup penjualan pertahanan AS senilai 82 miliar dolar AS selama 10 tahun. Ini meningkatkan status Qatar sebagai mitra kunci AS di Timur Tengah.
Selasa, Presiden Donald Trump mengunjungi Doha, ibu kota Qatar, di mana ia bertemu dengan Emir Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani untuk memformalkan kesepakatan keamanan bersejarah. Trump menggambarkan kemitraan itu sebagai "komitmen terhadap keamanan Qatar," menyatakan bahwa hal itu menempatkan negara tersebut setara dengan sekutu NATO dalam hal perlindungan AS. "Qatar telah menjadi sekutu yang luar biasa bagi Amerika Serikat," kata Trump selama pengumuman, menyoroti peran negara itu dalam menampung Pangkalan Udara Al Udeid, instalasi militer AS terbesar di Timur Tengah.
Kesepakatan itu berlangsung selama 10 tahun dan mencakup penjualan pertahanan senilai 82 miliar dolar AS dari AS ke Qatar, dengan fokus pada senjata canggih dan kerjasama militer. Kesepakatan ini dibangun di atas dukungan jangka panjang Qatar terhadap operasi AS di wilayah tersebut, termasuk upaya kontra-terorisme. Emir Tamim menggemakan sentimen itu, mencatat bahwa kemitraan "akan semakin memperkuat ikatan strategis antara dua negara kami dan berkontribusi pada stabilitas regional".
Dalam konteks, langkah ini datang di tengah upaya untuk memperkuat aliansi di Teluk di tengah ketegangan dengan Iran dan tantangan regional lainnya. Qatar, negara kecil tapi kaya, telah memposisikan diri sebagai mediator dalam konflik Timur Tengah sambil mempertahankan ikatan militer dekat dengan AS. Jaminan keamanan secara efektif menunjukkan Qatar sebagai sekutu non-NATO utama, status yang memberikan akses ke teknologi pertahanan AS canggih dan dukungan prioritas tanpa keanggotaan NATO penuh.
Para ahli memandang kesepakatan itu sebagai sinyal komitmen AS yang semakin dalam terhadap keamanan Teluk, yang berpotensi memengaruhi dinamika dengan negara tetangga seperti Arab Saudi dan UEA, yang telah memiliki hubungan tegang dengan Qatar dalam beberapa tahun terakhir. Tidak ada reaksi segera dari negara-negara tersebut yang dilaporkan dalam pengumuman. Kesepakatan itu menekankan pendekatan Trump terhadap kebijakan luar negeri, menekankan pakta bilateral daripada kerangka multilateral.