Kepala sekolah Des Moines ditangkap oleh ICE karena ijazah palsu
Thomas Ahart, kepala sekolah Distrik Sekolah Umum Des Moines, ditangkap oleh agen Penegakan Imigrasi dan Bea Cukai karena dicurigai menggunakan kredensial pendidikan palsu. Penangkapan ini mengungkap vonis narkoba sebelumnya dan menimbulkan pertanyaan tentang kualifikasinya untuk peran tersebut.
Thomas Ahart, yang menjabat sebagai kepala sekolah Distrik Sekolah Umum Des Moines sejak 2022, ditahan oleh agen ICE pada 2 Oktober 2025, di Iowa. Pihak berwenang menuduh bahwa Ahart, yang berasal dari Nigeria, mendapatkan posisinya dengan menggunakan ijazah palsu dari institusi di Amerika Serikat dan luar negeri.
Menurut ICE, pemeriksaan latar belakang Ahart mengungkap ketidakkonsistenan dalam catatan akademiknya, termasuk gelar master yang diklaim dari Universitas Iowa yang tidak dapat diverifikasi. 'Kami sangat serius menangani penipuan kredensial, terutama di posisi kepercayaan publik seperti kepemimpinan pendidikan,' kata juru bicara ICE dalam siaran pers. Penyelidikan dimulai setelah tip dari mantan rekan kerja yang mempertanyakan kualifikasi Ahart selama pertemuan dewan sekolah pada September 2025.
Pemeriksaan lebih lanjut mengungkap riwayat kriminal Ahart, termasuk vonis pada 2015 atas kepemilikan zat terkontrol di California, yang membuatnya menjalani hukuman penjara 18 bulan. Pejabat sekolah Des Moines menyatakan kaget, dengan ketua dewan Michelle Smith mengatakan, 'Ini adalah pengkhianatan terhadap kepercayaan yang kami berikan kepadanya untuk memimpin distrik kami.' Ahart direkrut setelah pencarian kompetitif, dengan mengutip pengalamannya di distrik pendidikan perkotaan.
Penangkapan ini mendorong dewan sekolah untuk menempatkan Ahart dalam cuti administratif dan meluncurkan tinjauan internal terhadap praktik perekrutan. Pejabat Departemen Pendidikan Iowa bekerja sama dengan pihak berwenang federal untuk menilai dampak apa pun terhadap pendanaan negara atau akreditasi. Belum ada dakwaan terkait status imigrasi, tetapi ICE menyatakan bahwa penyelidikan bisa meluas.
Reaksi masyarakat bervariasi, dengan orang tua menuntut transparansi dan beberapa pendidik membela masa jabatan Ahart, selama mana skor tes meningkat 8% di mata pelajaran inti. Insiden ini menyoroti kekhawatiran berkelanjutan tentang verifikasi kredensial dalam perekrutan sektor publik.