Kembali ke artikel

Pasar emas memperingatkan risiko bagi saham dan bitcoin

Kamis, 02 Oktober 2025
Dilaporkan oleh AI

Harga emas telah melonjak lebih dari 20% tahun ini, mencapai rekor tertinggi dan menandakan potensi masalah bagi aset yang lebih berisiko seperti saham dan bitcoin. Analis menunjuk pada peran historis emas sebagai indikator safe-haven, menyarankan bahwa euforia pasar saat ini mungkin salah tempat. Divergensi ini menyoroti kehati-hatian investor yang meningkat di tengah ketidakpastian ekonomi.

Harga emas telah naik lebih dari 20% pada 2024, mencapai rekor tertinggi baru di atas $2.400 per ons pada akhir Agustus. Kenaikan ini terjadi meskipun suku bunga yang tinggi dan dolar AS yang kuat, faktor-faktor yang biasanya menekan logam mulia tersebut. MarketWatch melaporkan bahwa 'pasar emas jarang salah', mengutip analis komoditas Rhona O'Connell dari StoneX, yang mencatat rekam jejak emas dalam meramalkan penurunan di saham dan kripto.

Artikel ini menyoroti perbedaan yang mencolok: sementara indeks S&P 500 telah naik sekitar 15% sepanjang tahun dan bitcoin lebih dari dua kali lipat menjadi sekitar $60.000, kenaikan emas menunjukkan bahwa investor sedang melindungi diri dari risiko. O'Connell menjelaskan, 'Emas cenderung berkinerja baik ketika ada ketidakpastian atau ketika aset berisiko terlalu meluas.' Data historis mendukung ini; selama krisis keuangan 2008, emas naik 5% sementara saham anjlok 37%, dan pada awal 2020, emas naik 25% ketika S&P 500 turun 34%.

Pendorong saat ini mencakup ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Ukraina, kekhawatiran inflasi yang berkelanjutan, dan pembelian bank sentral—China dan India saja menambahkan lebih dari 500 ton cadangan emas pada paruh pertama 2024. Artikel ini memperingatkan bahwa bitcoin, yang sering disebut 'emas digital', mungkin tidak menawarkan perlindungan yang sama, dengan volatilitasnya yang diperbesar oleh perdagangan spekulatif. 'Korelasi bitcoin dengan saham telah naik menjadi 0,6 tahun ini, menjadikannya rentan terhadap penarikan saham apa pun,' kata analisis tersebut.

Implikasi bagi investor jelas: lonjakan emas bisa mendahului koreksi pasar yang lebih luas, terutama jika kekhawatiran resesi AS menjadi kenyataan. Pemotongan suku bunga Federal Reserve, yang diantisipasi pada September, mungkin memberikan bantuan jangka pendek tetapi bisa memperburuk inflasi jika tidak dikelola dengan hati-hati. Secara keseluruhan, artikel ini mendesak kehati-hatian, menekankan bahwa sinyal emas 'menempatkan saham dan bitcoin dalam zona bahaya' hingga risiko mendasar mereda.

Static map of article location