Misi Gaia mengungkap penyebab asteroid berguling
Para ilmuwan yang menggunakan data dari misi Gaia Badan Antariksa Eropa telah menjelaskan mengapa beberapa asteroid berguling secara kacau sementara yang lain berputar stabil, menghubungkannya dengan frekuensi tabrakan. Temuan tersebut, yang disajikan di Pertemuan Bersama EPSC-DPS2025 di Helsinki, menunjukkan celah dalam kecepatan rotasi yang membagi populasi asteroid dan menunjukkan bahwa kebanyakan adalah tumpukan puing longgar. Ini dapat meningkatkan strategi untuk mengalihkan asteroid berbahaya.
Misi Gaia Badan Antariksa Eropa telah memberikan wawasan tak tertandingi tentang perilaku asteroid dengan menganalisis kurva cahaya dari survei langitnya. Kurva-kurva ini melacak bagaimana cahaya yang dipantulkan asteroid berubah saat berputar, mengungkapkan periode rotasi dan pola. Saat diplot terhadap diameter asteroid, data menunjukkan celah yang jelas yang memisahkan dua kelompok: asteroid yang berguling lambat dengan periode di bawah 30 jam di bawah celah, dan pemutar yang lebih cepat dan stabil di atasnya.
Dr. Wen-Han Zhou dari Universitas Tokyo, yang memimpin studi saat berada di Observatoire de la Côte d'Azur di Prancis, menyajikan hasilnya di Pertemuan Bersama EPSC-DPS2025 di Helsinki. Timnya mengembangkan model yang menyeimbangkan tabrakan di sabuk asteroid, yang menyebabkan berguling, terhadap gesekan internal yang memulihkan rotasi stabil. "Kami membangun model evolusi putaran asteroid baru yang mempertimbangkan tarik-menarik antara dua proses kunci, yaitu tabrakan di Sabuk Asteroid yang dapat mengguncang asteroid ke keadaan berguling, dan gesekan internal, yang secara bertahap meratakan putarannya kembali ke rotasi stabil," jelas Zhou. "Ketika dua efek ini seimbang, mereka menciptakan garis pemisah alami dalam populasi asteroid."
Pembelajaran mesin yang diterapkan pada katalog asteroid Gaia mengonfirmasi prediksi model. Tabrakan sering memulai berguling pada asteroid berotasi lambat, sementara efek YORP dari sinar matahari mempercepat pemutar halus tetapi memiliki dampak yang meredam pada yang berguling karena gerakan kacau mereka. Analisis mendukung asteroid sebagai tumpukan puing dengan rongga dan regolith berdebu, bukan benda padat.
Pemahaman ini memiliki implikasi untuk pertahanan planet. Tumpukan puing akan merespons secara berbeda terhadap dampak seperti misi DART NASA dibandingkan asteroid kaku. Zhou mencatat, "Dengan memanfaatkan dataset unik Gaia, pemodelan canggih dan alat AI, kami telah mengungkapkan fisika tersembunyi yang membentuk rotasi asteroid, dan membuka jendela baru ke interior dunia kuno ini." Survei masa depan, seperti LSST Observatorium Vera C. Rubin, dapat memperluas ini ke jutaan asteroid lebih banyak.