Penggugat iklim pemuda bertahan dalam gugatan terhadap pemerintah AS
Sekelompok pemuda Amerika yang menggugat pemerintah federal atas perubahan iklim pada 2015 terus melanjutkan pertarungan hukum mereka meskipun mengalami kemunduran pengadilan berulang kali. Para penggugat, yang diwakili oleh Our Children's Trust, berargumen bahwa kebijakan pemerintah melanggar hak konstitusional mereka. Upaya terbaru berfokus pada strategi baru untuk menghidupkan kembali kasus tersebut.
Pada 2015, 21 penggugat pemuda, dengan usia mulai dari 8 hingga 19 tahun pada saat itu, mengajukan Juliana v. Amerika Serikat di Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Oregon. Mereka berpendapat bahwa dukungan pemerintah terhadap bahan bakar fosil dan kegagalan untuk membatasi emisi gas rumah kaca melanggar hak mereka atas sistem iklim yang stabil, sebagaimana dilindungi oleh klausul proses yang adil dalam Konstitusi.
Kasus ini dengan cepat menarik perhatian, dengan Hakim Distrik AS Ann Aiken awalnya memutuskan mendukung para penggugat pada 2016, menyatakan bahwa mereka memiliki hak atas iklim yang stabil. Namun, pemerintahan Trump mengajukan banding, yang menyebabkan serangkaian penundaan dan penolakan. Pada 2018, Pengadilan Banding Sirkuit Kesembilan membatalkan putusan Aiken, mengutip isu pemisahan kekuasaan, dan kasus tersebut berpindah antar pengadilan.
Pada 2020, Pengadilan Banding Sirkuit Kesembilan menolak gugatan tersebut secara permanen, dengan alasan bahwa kekuasaan yudisial tidak dapat memerintahkan kebijakan iklim spesifik. Mahkamah Agung menolak untuk campur tangan pada 2021. Meskipun ada rintangan ini, para penggugat tidak menyerah. Mulai 2023, Our Children's Trust, organisasi nirlaba yang mendukung gugatan tersebut, mengumumkan rencana untuk mengejar jalur hukum alternatif, termasuk pengajuan baru potensial atau dukungan amicus dalam kasus terkait.
Salah satu penggugat, Avery McRae berusia 25 tahun, yang bergabung sebagai remaja, mengatakan kepada Grist, 'Kami tahu ini akan menjadi perjuangan panjang sejak awal.' Kelompok ini menekankan urgensi, mencatat bahwa dampak iklim seperti kebakaran hutan dan gelombang panas telah memburuk sejak gugatan dimulai, memengaruhi kehidupan mereka secara langsung. Konteks latar belakang mencakup asal-usul beragam para penggugat —dari Hawaii hingga New Hampshire— dan inspirasi mereka dari gerakan hak-hak adat serta litigasi lingkungan sebelumnya.
Saga yang sedang berlangsung ini menyoroti ketegangan antara aktivisme pemuda dan otoritas pemerintah dalam kebijakan iklim. Meskipun belum ada kemenangan akhir, kasus ini telah memengaruhi wacana publik dan menginspirasi gugatan serupa di seluruh dunia. Implikasinya tetap tidak pasti, karena putusan masa depan dapat menetapkan preseden untuk menuntut pertanggungjawaban pemerintah atas kerusakan lingkungan.