Peneliti Universitas Tsukuba melaporkan bahwa CtBP2, protein sensor metabolisme yang terdeteksi dalam aliran darah, berhubungan dengan usia dan status kesehatan pada orang—orang: menurun seiring usia, tetap lebih tinggi pada anggota keluarga yang berumur panjang, dan turun pada mereka dengan komplikasi diabetes lanjutan.
Para ilmuwan di Universitas Tsukuba telah menghubungkan bentuk protein CtBP2 yang beredar dalam darah dengan regulasi metabolisme sistemik dan indikator penuaan sehat. Dalam penelitian yang diterbitkan pada 8 Oktober 2025 di Nature Aging, tim tersebut menggambarkan pengembangan uji darah untuk CtBP2 dan melaporkan pola yang selaras dengan penuaan dan risiko penyakit.
CtBP2 telah dipelajari sebagai protein sensor metabolit yang terlibat dalam obesitas dan pengendalian metabolisme. Penelitian sebelumnya telah mengaitkan aktivitas CtBP2 yang lebih rendah dengan obesitas dan sindrom metabolisme, sementara peningkatan aktivitas CtBP2 telah menunjukkan efek metabolisme yang bermanfaat dalam pengaturan eksperimental. Dalam studi baru ini, penulis melaporkan bahwa CtBP2—yang sebelumnya dianggap hanya bertindak di dalam sel—disekresikan dan dapat dideteksi dalam darah ketika diaktifkan, mendukung pandangan bahwa penuaan dan metabolisme dikoordinasikan melintasi jaringan daripada terjadi secara terisolasi.
Menggunakan tes darah mereka, para peneliti menemukan bahwa konsentrasi CtBP2 cenderung menurun seiring usia. Kadar lebih tinggi di antara individu dari keluarga berumur panjang dan lebih rendah pada orang dengan komplikasi diabetes lanjutan. Tim tersebut mengatakan pola ini menunjukkan bahwa CtBP2 bisa berfungsi sebagai biomarker untuk penuaan biologis dan status kesehatan secara keseluruhan, meskipun validasi klinis diperlukan sebelum tes apa pun digunakan dalam perawatan rutin.
Artikel tersebut, yang dipimpin oleh Motohiro Sekiya dan rekan-rekannya, muncul di Nature Aging (DOI: 10.1038/s43587-025-00973-4). Pekerjaan ini didukung oleh Japan Society for the Promotion of Science (hibah 20K08855 dan 23K18270 untuk M.S.), Japan Agency for Medical Research and Development (JP18gm5910007, JP25gm6710004, JP22ek0210175), dan yayasan termasuk Takeda Science Foundation, Ono Medical Research Foundation, Manpei Suzuki Diabetes Foundation, dan Japan Diabetes Foundation.
Yang selanjutnya, menurut para penulis, adalah memvalidasi CtBP2 sebagai biomarker klinis dan mengeksplorasi apakah peningkatan sekresinya secara aman bisa membantu mempertahankan kesehatan metabolisme seiring usia. Intervensi semacam itu akan memerlukan studi lebih lanjut untuk menetapkan efikasi dan keamanan.